Posts.
to impove your knowledge

Makalah Filsafat Umum Phytagoras, Parmenides dan Heraklietos

MAKALAH
FILSAFAT UMUM

“PHYTAGORAS, PARMENIDES DAN HERAKLEITOS”




Disusun oleh :
Esa Sa’diyah (18516328)


KELAS : IPA11
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK

2016/2017

KATA PENGANTAR

 Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembac, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
 Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.





Jakarta, November 2016

                                                                                 Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………....…ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………....1
1.1  LATAR BELAKANG MAKALAH………………………….............……...….1
1.2  RUMUSAN MASALAH…………………………………………….................2
1.3  TUJUAN MAKALAH……………………………………………….................2
1.4  MANFAAT MAKALAH……………………………………………............….2
BAB II ISI……………………………………………………………………....3
2.1     PHYTAGORAS…………………………………………………...….3
2.1.1        LATAR BELAKANG PHYTAGORAS………………………3
2.1.2        KONSEP PEMIKIRAN PHYTAGORAS………………….....4
2.2      PARMENIDES…………………………………………………….....7
2.2.1        LATAR BELAKANG PARMENIDES…………………….....7
2.2.2        KONSEP PEMIKIRAN PERMENIDES…………………......7
2.3      HERAKLITOS……………………………………………………….9
2.3.1        LATAR BELAKANG HERAKLEITOS……………………...9
2.3.2        KONSEP PEMIKIRAN HERAKLEITOS………………......10
2.4      HUBUNGAN PEMIKIRAN PHYTAGORAS, PARMENIDES DAN HERAKLEITOS………………………………………………….…12
BAB III KESIMPULAN…………………………………………………........14
DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………...15


 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Makalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sampai saat ini adalah suatu proses manusia menciptakan penemuan-penemuan baru berdasarkan penelitian yang kemudian diterapkan dalam kehidupan nyata. Penemu ilmu pengetahuan ternyata sudah ada sejak jaman kuno. Ilmu pengetahuan yang telah mereka temukan mempunyai isi yang berbeda-beda karena masing-masing penemu mempunyai sudut pandang dan latar belakang yang berbeda-beda pula.
Pengetahuan didapat dari gagasan yang timbul dari pemikiran dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan (alam). Dari pemikiran itulah timbul keinginan untuk meneliti, mencoba/mempraktekkan, dan mengembangkan menjadi sebuah produk yang disebut dengan teori (ilmu). Dasar dari penemuan ilmu pengetahuan yang telah berkembang sampai sekarang ini adalah filsafat.
Ahli filsafat telah ada sejak jaman Yunani kuno, sebelum masehi. Mereka telah melahirkan pemikiran-pemikiran (filsafat) menurut pendapat masing-masing. Bahkan mengenai keberadaan dunia ini hingga bagaimana keadaan manusia dan alam ini terbentuk. Namun dari beberapa ahli filsafat mendapat pertentangan dan juga kritik karena tidak bisa menerima dan memahami isi filsafat yang mereka paparkan. Beberapa dari ahli filsafat itu adalah Phytagoras, Parmenides, dan Herakleitos.
Makalah ini membahas hubungan antarpemikiran tokoh filsafat Phytagoras, Parmenides dan Herakleitos. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Filsafat Umum. Dalam penyusunan makalah ini penulis berusaha memaparkan sumber yang didapat dengan bahasa sendiri dengan tujuan agar pembaca mengerti dan memahami isi dari rangkuman materi ini, dan diharapkan isi makalah dapat bermanfaat. Penulis  berusaha mengembangkan materi berdasarkan sudut pandang dan pengalaman penulis.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Bagaimana latar belakang ahli filsafat Phytagoras, Parmenides dan Herakleitos?
2.      Bagaimana konsep pemikiran ahli filsafat Phytagoras, Parmenides dan Herakleitos?
3.      Bagaimana hubungan konsep pemikiran ahli filsafat Phytagoras, Parmenides dan Herakleitos?
1.3              Tujuan Makalah
             1.     Untuk mengetahui latar belakang ahli filsafat Phytagoras, Parmenides dan Herakleitos
             2.     Untuk mengetahui bagaimana konsep pemikiran ahli filsafat Phytagoras, Parmenides dan Herakleitos
             3.     Untuk mengetahui hubungan konsep pemikiran ahli filsafat Phytagoras, Parmenides dan Herakleitos
1.4         Manfaat Makalah
Dengan memhami hubungan antarpemikiran ahli filsafat dapat menambah pengetahuan mengenai filsafat umum.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1            PHYTAGORAS
2.1.1 Latar belakang Phytagoras
Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras menghabiskan tahun-tahun awal di Samos lalu melakukan perjalanan secara luas dengan ayahnya, Mnesarchus. Pythagoras berpendidikan tinggi, ia mahir memainkan kecapi dan membaca apuisi dan Homer. Ada tiga filsuf yang memengaruhi Pythagoras ketika ia masih muda. Salah satunya adalah Pherekydes yang banyak menggambarkan sebagai guru dari Pythagoras. Dua filsuf  lain yang mempengaruhi Pythagoras dan memperkenalkannya pada ide-ide matematika adalah Thales dan muridnya Anaximander yang keduanya tinggal di Miletus. Pythagoras mengunjungi Thales di Miletus ketika ia berusia antara 18 dan 20 tahun. Thales menciptakan kesan yang kuat bagi Pythagoras walau ia tidak mengajarkan banyak hal kepada Phytagoras. Thales menyumbang minat Pythagoras dalam matematika dan astronomi. Ia juga menyarankan Pythagoras untuk pergi ke Mesir untuk memperdalam ilmunya. Pythagoras menghadiri ceramah Anaximander, murid Thales, di Melitus. Anaximander tertarik pada geometri dan kosmologi dan banyak ide-idenya yang memengaruhi sudut pandang Pythagoras. Pada sekitar 535 SM Pythagoras pergi ke Mesir untuk berguru pada imam-imam di Mesir. Bahkan karena kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid. Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Di kota ini, Phytagoras belajar berbagai macam misteri. Selain itu, ia juga berguru pada imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi, imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri dan para Magi untuk belajar ritus-ritus mistik. Ia juga berjumpa dengan Zarathustra dan memperlajari teori perlawanan. Ia mencapai kesempurnaan di Acme aritmetika,  musik dan ilmu-ilmu Matematika yang diajarkan di Babel. Pada sekitar 520 SM Pythagoras meninggalkan Babel dan kembali ke Samos.  Pythagoras melakukan perjalanan ke Kreta tidak lama setelah ia kembali ke Samos untuk mempelajari sistem hukum di sana. Setelah sukses, ia kembali ke Samos dan mendirikan sebuah sekolah yang disebut setengah lingkaran. Pythagoras meninggalkan Samos dan pergi ke Italia selatan pada sekitar 518 SM. Ia lalu mendirikan sekolah filosofis dan sekolah agama di Croton di sebelah Timur Italia yang memiliki banyak pengikut yang dikenal dengan sebutan Kaum Phytagorean. Laki-laki dan perempuan diperbolehkan untuk menjadi anggota Kaum Phytagorean, bahkan beberapa wanita kemudian menjadi terkenal filsuf Pythagorean. Masyarakat di luar Kaum Phytagorean dikenal sebagai akousmatik.

2.1.2 Konsep Pemikiran Phytagoras
          Pythagoras menyatakan tanggapan atas Samians. Metode pengajaran Pythagoras mencoba untuk menggunakan pengajaran simbolis yang serupa dalam segala hal untuk pelajaran-pelajaran yang telah ia pelajari di Mesir. Para Samians tidak terlalu tertarik pada metode ini dan memperlakukan Pythagoras dengan kasar. Menurut Iamblichus, hal tersebut digunakan sebagai alasan Pythagoras meninggalkan Samos.
Pythagoras diseret ke dalam segala macam misi-misi diplomatik oleh sesama warga dan dipaksa untuk berpartisipasi dalam urusan publik. Pythagoras tahu bahwa semua filsuf sebelum dirinya telah mengakhiri hari-hari mereka di tanah asing. Ia memutuskan untuk menghindari semua tanggung jawab politik dan menyatakan sebagai alasan penghinaan kaum Samians untuk metode pengajarannya. Pythagoras menjadi kepala masyarakat. Ia mengajari masyarakat setempat untuk mematuhi aturan dan keyakinannya : 
a.       bahwa pada tingkat yang paling dalam, realitas matematika di alam,
b.      bahwa filsafat dapat digunakan untuk pemurnian rohani,
c.       bahwa jiwa dapat naik ke persatuan dengan yang ilahi,
d.      bahwa simbol-simbol tertentu memiliki makna mistis, dan
e.       bahwa semua saudara-saudara dari ordo harus mengamati kesetiaan dan kerahasiaan yang ketat.
Ajaran-ajaran Phytagoras yang pokok :
1.      Phytagoras mengatakan bahwa jiwa tidak dapat mati. Sesudah kematian manusia, jiwa pindah ke dalam hewan, dan setelah hewan itu mati jiwa itu pindah lagi dan seterusnya. Tetapi dengan mensucikan dirinya, jiwa dapat selamat dari reinkarnasi itu.
2.      Dari penemuannya terhadap interval-interval utama dari tangga nada yang diekspresikan dengan perbandingan dengan bilangan-bilangan, Pythagoras menyatakan bahwa suatu gejala fisis dikusai oleh hukum matematis. Bahkan ia mengatakan semua hal adalah bilangan.
3.      Pythagoras menyatakan untuk pertama kalinya, bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan Hestia (Api) sebagaimana perapian merupakan pusat dari sebuah rumah. Phytagoras yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik.Keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti:


1.         Terbatas-Tak terbatas
2.         Ganjil-Genap
3.         Satu-Banyak
4.         Laki-laki – Perempuan
5.          Bujur sangkar – Empat persegi panjang
6.         Diam – Gerak
7.         Lurus – Bengkok
8.         Baik –Buruk
9.         Terang – Gelap1
10.     Kanan – Kiri



Bagi Pythagoras manusia itu adalah ukuran bagi segalanya, baik yang ada karena adanya. Bagi yang tidak ada karena tidaknya. Maksudnya bahwa semuanya itu harus ditinjau dari pendirian manusia itu sendiri. Kebenaran umum tidak ada. Pendapatku adalah hasil pandanganku sendiri. Apa ia juga benar bagi orang lain, sukar mengatakannya, boleh jadi tidak. Apa yang kukatakan baik boleh jadi jahat bagi orang lain; apa yang ku katakan bagus, boleh jadi buruk dalam pandangannya. Alam ku adalah bagiku sendiri. Orang lain mempunyai alamnya sendiri pula.
Pandangan berubah-ubah menurut yang dipandang, yang benar besok barangkali tidak lagi. Bukan kejadian di dunia saja berlalu dan bergerak secara drasa, tetapi juga pandangan manusia. Dan bukan barang yang dipandang itu saja bergerak, juga pancaindera yang memandang. Sebab itu tiap-tiap pandangan bergantung kepada dua macam. Mencari pengetahuan juga memandang, sekalipun memandang dari dalam dengan jiwa dan pikiran, sebagaimana pandangan mata berdasar kepada dua macam gerakan, demikian juga pandangan pikiran.
Dalam bagian lain Pythagoras menegaskan bahwa pandangan itu memuat pengetahuan yang cukup mengenai benda yang dipandang, namun bahwa pengetahuan mengenai bendanya. Dengan demikian kita tidak mengetahui keadaan benda sebagaimana keadaan bendanya yang seluruhnya akan tetapi hanya sebagai rupa pandangannya dirinya sendiri. Keberatan pendirian Pythagoras ialah bahwa tiap-tiap buah pikiran yang lahir dari pandangan adalah benar, tetapi sekira-kiranya juga tidak. Ia hanya pada waktu memandang itu saja. Ia bahkan kebenaran umum, yang benar bagi segala orang dan bagi setiap waktu. Sebab itu segala pengetahuan manusia tidak mengandung kebenaran umum. Segala pengetahuan sifatnya relatif, tak ada buah pikiran yang benar semata-mata, dan oleh karena itu segala yang bertentangan adalah sama-sama kuat.
Pythagoras meragukan adanya Allah-Allah (Tuhan). Pendapatnya tentang Allah-Allah dapat disebut skeptisisme yang berarti tidak mungkin mencapai kebenaran. Hal ini cocok dengan relativisme yang diajarkannya. Karena pendapatnya yang meragukan Allah-Allah itu, Pythagoras dituduh sebagai orang munafik dan buku-bukunya tentang agama dibakar.


2.2       PARMENIDES
  2.2.1 Latar Belakang Parmenides
         Parmenides lahir pada tahun 540 SM. Ia berasal dari kota Elea, Italia Selatan. Ia adalah murid Xenophanes, pendiri madzhab Elea. Namun pada akhirnya, dirinyalah yang paling menonjol di antara para penganut madzhab Elea. Sekalipun ia adalah murid Xenophanes. Pengaruh sang guru kepada dirinya hanya dalam penggunaan puisi untuk menyampaikan filsafatnya. Permenides aktif dalam dunia politik bahkan ia ikut membentuk undang-undang bagi kotanya. Selain itu, ia dikenal sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat. Ia sangat dihargai oleh filsuf-filsuf lainnya, termasuk Plato dan Aristoteles. Karya-karya Parmenides berbentuk puisi.
2.2.2         Konsep Pemikiran Parmenides
          Parmenides menulis “On Nature”, sebuah puisi didaktik yang terdiri dari tiga bagian yaitu :
1.       Proem, yang merupakan pengantar bagi keseluruhan naskah tersebut
2.      Aletheia, yang dikenal sebagai ‘Jalan Kebenaran’ (The Way of Truth) dan merupakan wacana filosofis.
3.      Doxa, yang dikenal sebagai ‘Jalan Pendapat’ (The Way of Appearance/ Opinion), yang merupakan pengungkapan gejala alam. Dario Composta menyebutkan bagian ini sabagai ‘Pandangan’ atau yang dalam zaman kita disebut ‘Persepsi’.
            Inti Utama dari Pemikiran Parmenides ada 2 Yakni Jalan Kebenaran dan Jalan Pendapat (Being dan Aletheia) dan berikut sedikit penjelasan mengenai hal itu :
11.         Jalan Kebenaran
Inti utama dari "Jalan Kebenaran" adalah keyakinan bahwa "hanya 'yang ada' itu ada". Parmenides tidak mendefinisikan apa yang dimaksud "yang ada", namun menyebutkan sifat-sifatnya. Menurut Parmenides, "yang ada" itu bersifat meliputi segala sesuatu, tidak bergerak, tidak berubah, dan tidak terhancurkan. Selain itu, "yang ada" itu juga tidak tergoyahkan dan tidak dapat disangkal. Menurut Parmenides, "yang ada" adalah kebenaran yang tidak mungkin disangkal. Bila ada yang menyangkalnya, maka ia akan jatuh pada kontradiksi. Hal itu dapat dijelaskan melalui pengandaian yang diberikan oleh Parmenides. Pertama, orang dapat mengatakan bahwa "yang ada" itu tidak ada. Kedua, orang dapat mengatakan bahwa "yang ada" dan "yang tidak ada" itu bersama-sama ada.
Setelah berargumentasi mengenai "yang ada" sebagai kebenaran,  menyatakan konsekuensi-konsekuensinya, setelah berargumentasi mengenai “yang ada” sebagai kebenaran.
a.       Pertama, “yang ada” adalah satu dan tak terbagi, sedangkan pluralitas tidak mungkin. Hal ini dikearenakan tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan “yang ada”.
b.      Kedua, “yang ada” tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan. Dengan kata lain, “yang ada” bersifat kekal dan tak terubahkan. Hal itu merupakan konsekuensi logis, sebab bila “yang ada” dapat berubah, maka “yang ada” dapat menjadi tidak ada atau “yang tidak ada” dapat menjadi ada.
c.       Ketiga, harus dikatakan bahwa “yang ada” itu sempurna, seperti sebuah bola yang jaraknya dari pusat ke permukaan semuanya sama. Merurut Parmenides, “yang ada” itu bulat sehingga mengisi semua tempat.
d.      Keempat, karena “yang ada” mengisi semua empat, maka disimpulkan bahwa tidak ada ruang kosong. Jika ada ruang kosong, artinya menerima bahwa di luar “yang ada” masih ada sesuatu yang lain. Konsekuensi lainnya adalah gerak menjadi tidak mungkin sebab bila benda bergerak artinya benda menduduki tempat yang tadinya kosong.
1.      Jalan Pendapat
a.       Buah pemikirannya yang kedua adalah jalan pendapat. Parmenides mengajarkan konsep doxa (pendapat umum) dan aletheia (kebenaran). Doxa adalah kebiasaan dan pandangan umum yang kita dengar dan dapatkan dengan begitu saja. Dia menghendaki agar kita tidak jatuh pada doxa.
b.      Sebaliknya, Parmenides mengajak agar kita berpegang pada aletheia yang menyandarkan diri pada akal budi semata. Dalam bersikap, dia mengajarkan agar kita berpikir sendiri dan menemukan kebenaran itu sendiri. Kita tidak boleh percaya pada gagasan-gagasan umum yang kebenarannya tidak pasti. Lebih tegas lagi, dia menyatakan kita tidak boleh percaya pada “lidah dan telinga”.
c.       Parmenides menyatakan kebenaran hanya dapat diperoleh melalui akal budi semata. Dengan akal budi hendaklah kita menjadi penguji dan hakim segala sesuatu. Dengan akal budi, kita dapat memperoleh pengetahuan yang murni dan sejati. Pengetahuan ini mampu menangkap “yang ada”, yang bersifat tetap, dan tidak berubah di balik pengetahuan indera yang menipu.
d.      Parmenides mengajarkan pentingnya berpikir dan mengambil sikap tegas yang mandiri terhadap apa yang diyakini oleh umum. Pemikiran dan sikap demikian menunjukkan bahwa keyakinan umum tidak selalu benar. Oleh karena itu, kita harus melihat realitas dengan menggunakan akal budi secara langsung.
e.       Pemikiran Parmenides membuka babak baru dalam sejarah filsafat Yunani. Dapat dikatakan, dialah penemu merafisika, cabang filsafat yang menyelidiki “yang ada”. Filsafat di masa selanjutnya akan bergumul dengan masalah-masalah yang dikemukakan Parmenides, yakni bagaimana pemikiran atau rasio dicocokkan dengan data-data inderawi. Plato dan Aristeteles adalah filsuf-filsuf yang memberikan pemecahan untuk masalah-masalah tersebut.

1.3       HERAKLIETOS
1.3.1        Latar Belakang Herakleitos
Herakleitos lahir pada tahun 540 SM di Efesus, Asia kecil. Ia hidup di sekitar abad ke-5 SM (540-480 SM). Ia hidup sezaman dengan Pythagoras, namun lebih muda usianya dari mereka. Akan tetapi, usia Herakleitos lebih tua dari Parmenindes sebab diketahui ia pernah dikritik oleh filsuf tersebut. Ia berasal dari keluarga terhormat di kota Efesus.
Herakleitos adalah filsuf yang tidak tergolong mazhab apapun. Di dalam tulisannya ia justru dan sering mengkritik dan mencela para filsuf dan tokoh-tokoh terkenal, seperti Homerus, Arkhilokhos, Xenophanes dan lainnya. Meskipun ajaran atau filsafatnya berbalik dengan ajaran umum pada zamanya, namun bukan berarti Ia sama sekali tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf itu. Heraklitus adalah seorang yang sombong dan juga terkenal dijaman Yunani kuno dengan sebutan  “si Gelap” karena sangat sulit untuk menelusuri dan memahami jalan pikirannya. Ia juga mendapatkan kritikan dari filsuf lainnya karena filsafatnya yang tidak sejalan atau bertentangan dengan pandangan mereka.

1.3.2         Konsep Pemikiran Heraklietos
Heraklietos mengatakan bahwa realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain dari gerak dan perubahan. yaitu bahwa realitas adalah gerak dan perubahan. Karena keyakinannya bahwa hanya ada satu esensi (yaitu Being, satu keseluruhan dan tidak dapat diubah). Herakleitos juga berpendapat, bahwa segala sesuatu di alam ini terdiri dari hal-hal yang bertentangan. Tegangan di antara hal-hal yang bertentangan tersebut menghasilkan gerak dan perubahan. Maka, segala sesuatu pun berubah, karena segala sesuatu terdiri dari hal-hal yang bertentangan, yang saling bergesekan satu sama lain.
 Heraklitois memberikan sumbangan pemikiran bahwa dunia harus ditafsikan berdasarkan prosesnya, bukan bendanya. Segala sesuatu yang memiliki prosesnya sperti kekuatan nyala api yang sanggup melawa hembusan angin, sehingga nyala api tampak diam dan tak bergerak didalam setiap benda ada kekuatan yang sanngup menyeimbangkan unsur-unsur penyusunan setiap hal bagi herakleitos, bekembang sesuatu dengan kebutuhan dan perjuangan. Herakleiots adalah orang yang pertama secara tegas memperbincangkan Tuhan. Baginya tuhan adalah siang dan malam, musim salju dan musim panas” ujar herakleitos. Tuhan yang dimaksud Herakleitos adalah logos-akal.
Pandangan-pandangan yang diutarakan oleh Heraklietos diantaranya:
a.         Logos
Menurut Heraklietos alam semesta ini bergerak dan berubah karena adanya Logos. Logos yang dimaksud Heraklietos tidak didefinisikan secara khusus, artinya tidak digambarkan secara jelas, tidak dapat dipahami orang lain karena logos adalah pemikiran orang itu sendiri. Logos adalah cara berfikir manusia itu sendiri yang didefinisikan sebagai rasio, alasan, susunan, maka logos adalah cara seseorang memandang, menilai, berfikir tentang dunia dan alam sekitarnya dengan menggunakan daya pikir mereka sendiri.
b.         Api
Heraklietos berpendapat bahwa kosmos terbentuk dari api. Dari pendapatnya ini maka seperti sifatnya bahwa api itu menyala, panas, dan dapat meredup. Api dapat menciptakan sesuatu dengan panasnya, api dapat mengubah sesuatu dengan panasnya, dan cahayanya menyala, juga meredup sesuai dengan waktunya. Kehidupan di alam semesta ini dapat digambarkan sebagaimana api dalam filsafat Heraklietos. Pada suatu masa kehidupan itu akan selalu berpijar dan menyala-nyala seperti api yang sedang membara, namun pada masanya akan mati dengan sendirinya
c.        Harmoni
Heraklietos berpendapat bahwa dua hal yang berbeda terdapat kesatuan. Perbedaan-perbedaan di alam semesta ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, dia menganggap bahwa ada hubungan dalam setiap perbedaan.jika dikaitkan dengan  kejadian-kejadian nyata yang dialami oleh manusia misalnya rasa kenyang muncul akibat dari adanya rasa lapar. Adanya tua karena proses dari muda. Tidak akan ada orang kaya tanpa orang miskin. Tidak ada presiden tanpa rakyat. Adanya hal-hal yang berbeda inilah yang merupakan proses dari satu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Dan dalam perbedaan inilah tercipta sebuah harmoni kehidupan yang saling melengkapi.
d.      Sungai
Pandagan  Heraklietos “Panta rhei uden menei, Semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap” pemikiran Heraklietos ini menjelaskan kepada kita bahwa segala sesuatu tidak ada yang bersifat tetap, semuanya berubah, mengikuti arus perubahan. Jika ditelaah lebih jauh, dari pemikiran Heraklietos ini kita bisa mengkaitkan dengan jalan hidup kita. Nasib, takdir, dan jalan hidup manusia mengalir seperti air di sungai, mengikuti kemana arus sungai mengalir menuju muara sungai, demikian juga kehidupan manusia selalu berubah mengikuti arus perkembangan jaman menuju pada perubahan. Dari ada menjadi tiada, dan dari tiada menjadi ada. Dari muda menjadi tua, dari hidup menjadi mati. Dari kaya menjadi miskin, atau sebaliknya dari miskin menjadi kaya. Alam semesta yang kita huni inipun mengalami hal yang sama, ber-evolusi terus menerus mengikuti iklim, cuaca, dan faktor-faktor lainnya.

1.4         Hubungan Antarpikiran Phytagoras, Parmenides dan Heraklietos
Pemikiran Parmenides sangat bertolak belakang dengan pemikiran Heraklietos. Herakleitos juga berpendapat, bahwa segala sesuatu di alam ini terdiri dari hal-hal yang bertentangan. Tegangan di antara hal-hal yang bertentangan tersebut menghasilkan gerak dan perubahan. Maka, segala sesuatu pun berubah, karena segala sesuatu terdiri dari hal-hal yang bertentangan, yang saling bergesekan satu sama lain. Menurutnya, realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain dari gerak dan perubahan. Sedangkan menurut Parmenides, realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak ataupun berubah. Menurut pendapat Parmenides, yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan sebab yang tetap adalah kebenaran. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan akal, karena bersifat umum, tetap, dan tidak berubah. Sedangkan pengetahuan indera adalah pengetahuan yang sama sekali keliru. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraklietos, yaitu bahwa realitas adalah gerak dan perubahan. Karena keyakinannya bahwa hanya ada satu esensi (yaitu Being, satu keseluruhan dan tidak dapat diubah) Parmenides kadang-kadang disebut sebagai “monis. “  Phytagoras mengembangkan segala sesuatu pada bilangan. Baginya tidak ada satu pun yang ada di dunia ini yag terlepas dari bilangan atau angka. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan (kuantitas). Karena itu,dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Pemikirannya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dan perbandingan-perbandingan matematis bentuk.
Phytagoras, Parmenides dan Herakleitos sama-sama memilki pandangan yang sama dalam kosmos. Pythagoras menyatakan untuk pertama kalinya, bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan Hestia (Api) sebagaimana perapian merupakan pusat dari sebuah rumah. Heraklietos juga berpendapat bahwa kosmos terbentuk dari api. Dari pendapatnya ini maka seperti sifatnya bahwa api itu menyala, panas, dan dapat meredup. Api dapat menciptakan sesuatu dengan panasnya, api dapat mengubah sesuatu dengan panasnya, dan cahayanya menyala, juga meredup sesuai dengan waktunya. Kehidupan di alam semesta ini dapat digambarkan sebagaimana api dalam filsafat Heraklietos. Pada suatu masa kehidupan itu akan selalu berpijar dan menyala-nyala seperti api yang sedang membara, namun pada masanya akan mati dengan sendirinya. Menurut Parmenides kosmos terdiri dari lingkaran, baik yang terang dan yang gelap, “Lingkaran yang sempit penuh dengan api yang tak tercampur, dan semua itu dikitari dengan malam, dan di tengah-tengahnya ada api. “Di sana ada dewi yang “mengarahkan jalannya segala hal, karena ia mengatur semua kelahiran yang menyakitkan dan semua kelahiran lainnya, menggerakkan perempuan untuk merangkul laki-laki, dan laki-laki merangkul perempuan. “Dari dirinyalah semuanya muncul, Eros menjadi “dewa  pertama dari semua dewa. “Tentang kosmologinya ini  dianggap sebagai fragmen wacana Parmenides yang  belum ditemukan.



BAB III
KESIMPULAN

Phytagoras, Parmenides dan Heraklietos adalah filsuf yang sangat berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan. Pemikiran mereka banyak diadaptasi oleh filsuf-filsuf dan manusia modern sebagai dasar dalam penetapan suatu hal. Phytagoras, Parmenides dan Heraklietos memiliki persamaan pemikiran dalam hal kosmos yaitu semesta yang terbentuk dari Hestia/api. Namun, mereka juga memiliki perbedaan yang cukup mencolok mengenai pemikiran tentang realitas. Menurut Phytagoras, semua realitas dapat diukur dengan bilangan (kuantitas). Parmenides berpendapat bahwa relitas adalah tetap, dan segala yang tetap adalah kebenaran. Berbanding terbalik dengan pemikiran Heraklietos yang mengatakan bahwa realitas selalu berubah mengikuti perkembangan.

DAFTAR PUSAKA
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/pemikiran-filosof-heraclitus/
https://rumahfilsafat.com/2014/04/11/herakleitos-peri-physeos-atau-tentang-alam-uber-die-natur/
http://bloggerteler.blogspot.co.id/2011/12/herakleitos-seorang-filsuf-yang-tidak.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/heraclitus-biografi-dan-pemikiran/
http://jendelafikir.blogspot.co.id/2012/01/herakleitos.html
http://serunaihati.blogspot.co.id/2013/02/biografi-parmenides-hakikat-ada-being.html
http://eksistensialis.blogspot.co.id/2014/01/pemikiran-parmenides-jalan-kebenaran_13.html
http://ketukers.blogspot.co.id/2015/11/filsafat-parmenides.html
http://nebulanabilah.blogspot.co.id/2015/12/biografi-dan-pemikiran-parmenides.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/filsafat-parmenides/
http://filsuf-info.blogspot.co.id/2015/06/parmenides-logikawan-pertama-dalam.html
http://goedangbiografi.blogspot.co.id/2016/05/biografi-parmenides-510-450-sm.html
http://rhansmat.blogspot.co.id/2010/01/filsafat-ilmu-menurut-phytagoras.html
http://aljawad.tripod.com/artikel/filsafat_ilmu.htm.
http://irshadi-bagas-4all.blogspot.com/2008/03/mainan-peninggalan-phytagoras.html
http://www.gap-system.org/~history/Biographies/Pythagoras.html
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-phytagoras.html. http://f4bregaz.blogspot.com/2008/08/artikel-tentang-filsafat-ilmu.html.
https://soniasworldd.wordpress.com/2014/04/19/mengenal-tokoh-filsafat-klasik-phytagoras/
http://rahayuselaluceria.blogspot.com/2012/03/biografi-phytagoras.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/biografi-phytagoras/
http://miftasmart-key.blogspot.com/2011/04/biografi-phytagoras-dan-pemikirannya.html
http://cabishyos12.wordpress.com/2012/12/29/phytagoras/
http://yusri85.blogspot.com/2011/11/filsafat-protagoras.html
http://www.slideshare.net/lelysurya7/filsafat-umum-phytagoras
http://nafi14.blogspot.co.id/2013/01/phytagoras.html
http://dpenga.blogspot.com/2008/10/phytagoras.html


Esa Sa'diyah Esa Sa'diyah Author

About

My photo
i like to write and talk about psychology and music most of the times.

Check Out My Podcast!

Anti Sedih-Sedih Podcast!

Check Out My Design!

Check Out My Design!
Klik gambar untuk lihat designku!

Translate

Follow Me